Apa Itu Debian dan Kenapa Banyak Dipakai?
Debian itu seperti sistem operasi di HP atau laptop kalian, tapi ini khusus buat komputer. Kalian kenal Windows, kan? Nah, Debian ini saudaranya, tapi dia dari keluarga Linux. Debian ini dibuat biar bisa dipakai buat banyak hal, jadi kayak "OS serbaguna". Proyeknya sudah lama banget, dari tahun 1993.
Kelebihan Debian
Kenapa sih banyak orang suka pakai Debian?
Gratis, Nggak Perlu Beli: Ini paling enak! Kalian nggak perlu bayar atau nyari serial number kayak kalau pakai Windows bajakan. Debian itu gratis tis dari awal sampai akhir. Bebas diunduh, bebas dipakai, bahkan kalau jago bisa kalian ubah-ubah sendiri. Hemat biaya banget, kan?
Tampilannya Keren (Kalau Mau): Meskipun sering dipakai buat server yang cuma layar hitam tulisan doang, Debian juga punya tampilan yang cakep dan modern kalau kalian mau. Jadi nggak bosan lihatnya, dan pakainya juga gampang. Kalian bisa pilih mau tampilan yang kayak gimana.
Aman Banget, Nggak Butuh Antivirus: Ini yang penting! Debian itu terkenal kuat banget keamanannya. Ibaratnya, dia punya benteng pertahanan yang kokoh. Karena dia berbasis Linux, virus-virus yang sering nyerang Windows itu nggak bakal mempan di Debian. Jadi, kalian nggak perlu repot-repot pasang antivirus lagi!
Panduan Cara Install Debian 10 di VirtualBox
Di dalam Debian itu ada beberapa bagian penting yang bikin dia jalan: ada Kernel Linux (itu otaknya), ada GNU (kumpulan program-program dasar), dan ada APT/DPKG (ini kayak "manajer aplikasi" yang bantu kalian pasang, hapus, atau update program).
Salah satu alasan kenapa Debian itu idola banyak orang adalah karena dia nggak cuma ngasih sistem operasinya aja. Tapi, di dalamnya juga ada puluhan ribu program atau aplikasi yang siap kalian pakai! Semua aplikasi ini tersimpan rapi di tempat yang namanya repositori. Jadi, kalau kalian butuh aplikasi apa aja, tinggal cari di repositori Debian, langsung pasang deh! Gampang dan aman banget, nggak perlu nyari-nyari di internet yang belum jelas keamanannya. Berikut ini tutorial cara install Debian 10 di VirtualBox lengkap untuk pemula:
1. Untuk membuat mesin virtual baru di VirtualBox, kita klik tombol New.
2. Beri nama pada mesin virtual anda kemudian pilih Next.
3. Untuk ukuran memori (RAM) yang digunakan pada mesin virtual anda, saya sarankan 1024MB namun jika spesifikasi laptop / komputer anda pas-pasan, 512MB juga tidak apa-apa. Selanjutnya pilih Next.
4. Setelah itu kita membuat harddisk virtual untuk menyimpan data dan file mesin virtual kita. Pilih Create a virtual hard disk now kemudian pilih Create.
5. Setelah itu pilih VDI (VirtualBox Disk Image).
Memilih "VDI (VirtualBox Disk Image)" Saat Bikin Hard Disk Virtual
Oke, jadi setelah kalian menentukan ukuran RAM untuk mesin virtual kalian, langkah selanjutnya adalah membuat "hard disk" untuk Debian yang mau kita instal.
Anggaplah begini:
VirtualBox itu ibaratnya kayak sebuah lemari atau ruangan khusus di dalam komputer kalian.
Debian itu kayak rumah yang mau kita bangun di dalam lemari/ruangan itu.
Nah, setiap rumah kan butuh tanah atau lahan untuk dibangun, dan nanti di atasnya ada pondasi, tembok, dll.
Di VirtualBox, "tanah" atau "lahan" buat rumah Debian kita itu namanya Hard Disk Virtual. Ini bukan hard disk asli yang kalian pegang, tapi cuma file di komputer kalian yang ukurannya besar, isinya nanti sistem Debian.
Ketika kalian disuruh memilih "VDI (VirtualBox Disk Image)", itu artinya kalian sedang memilih jenis format file untuk hard disk virtual kita.
Kenapa pilih VDI?
VDI itu singkatan dari VirtualBox Disk Image. Gampangnya, VDI itu adalah "format bawaan atau format asli"-nya VirtualBox.
Mirip kayak gini:
Kalau kalian ngetik di Microsoft Word, biasanya filenya disimpan dalam format
.docx
, kan?Kalau kalian motret pakai HP, biasanya filenya disimpan dalam format
.jpg
atau.png
.
Nah, VDI ini adalah format khusus yang paling cocok dan paling bagus kalau kalian pakai hard disk virtualnya di dalam VirtualBox itu sendiri.
Jadi, kesimpulannya:
Saat kalian disuruh pilih "VDI (VirtualBox Disk Image)", itu cuma berarti kalian disuruh pilih tipe file hard disk virtual yang paling pas dan paling direkomendasikan untuk dipakai di VirtualBox kalian. Ibaratnya, kalian pilih tanah yang paling cocok dan paling gampang diolah buat bangun rumah Debian kalian di dalam VirtualBox.
Itu aja kok, nggak usah pusing-pusing. Tinggal pilih itu aja, lalu klik "Next"!
6. Selanjutnya pilih dynamically allocated kemudian pilih Next.
Memilih "Dynamically Allocated" untuk Hard Disk Virtual
Oke, setelah kita memilih format VDI untuk "tanah" hard disk virtual kita, sekarang ada pilihan lagi: mau "Dynamically allocated" atau "Fixed size".
Gampangnya, bayangkan kalian lagi mau bikin gudang untuk menyimpan barang-barang.
Fixed Size (Ukuran Tetap): Kalau kalian pilih ini, itu artinya kalian langsung menyediakan gudang dengan ukuran penuh di awal.
Misalnya, kalian bilang: "Saya mau gudang ukuran 20 GB!"
Nah, komputer kalian akan langsung menyediakan ruang 20 GB itu, meskipun gudangnya masih kosong melompong. Ruang 20 GB itu akan langsung "terkunci" dan nggak bisa dipakai buat yang lain.
Dynamically Allocated (Dialokasikan Secara Dinamis): Kalau kalian pilih ini, ini lebih cerdas. Ibaratnya, kalian bilang: "Saya mau gudang maksimal 20 GB, tapi awalnya saya sediakan yang kecil dulu saja."
Jadi, komputer kalian akan menyiapkan file hard disk virtual yang ukurannya kecil dulu, mungkin cuma beberapa MB.
Nanti, setiap kali kalian menyimpan sesuatu di Debian kalian, ukuran file hard disk virtual itu akan bertambah sedikit demi sedikit, sesuai kebutuhan.
Dia akan terus bertambah sampai nanti mentok di ukuran maksimal yang sudah kalian tentukan (misalnya 20 GB).
Kenapa Pilih "Dynamically Allocated"?
Nah, untuk kita yang pakai Debian di VirtualBox, "Dynamically allocated" ini lebih bagus dan disarankan. Kenapa?
Hemat Ruang di Komputer Asli: Komputer kalian nggak langsung kehilangan banyak ruang. Dia akan pakai ruang seperlunya aja, sampai nanti memang hard disk virtual Debian-nya penuh.
Lebih Fleksibel: Kalian bisa punya beberapa mesin virtual tanpa langsung menghabiskan semua ruang hard disk fisik kalian.
Jadi, saat kalian disuruh pilih "Dynamically allocated", itu artinya kalian pilih cara yang lebih efisien dan hemat ruang untuk hard disk virtual Debian kalian. Dia akan "mengembang" ukurannya sesuai dengan data yang kalian simpan, sampai batas maksimal yang kalian tentukan.
Jelas kan? Selanjutnya tinggal klik Next! Ada lagi yang bingung?
7. Untuk ukuran harddisk virtual yang digunakan, 10GB sudah lebih dari cukup. Setelah itu pilih Create.
8. Setelah selesai membuat mesin virtual, selanjutnya kita perlu melakukan sedikit pengaturan. Pilih mesin virtual yang telah kita buat tadi (DEBIAN 10) kemudian pilih Settings untuk masuk ke menu pengaturan.
9. Pada menu Settings, kita pilih Storage. Kemudian pada bagian Controller: IDE, pilih Empty kemudian klik ikon CD seperti yang ditunjuk tanda panah. Pilih file ISO Debian 10 yang sebelumnya sudah anda download.
10. Jika file ISO Debian 10 berhasil ditambahkan, tampilannya nanti kurang lebih seperti ini. Selanjutnya pilih OK.
11. Pilih Start untuk memulai proses instalasi.
12. Berikut ini tampilan awal instalasi Debian 10. Pilih Install.
13. Pilih English.
14. Untuk pilihan lokasi dan zona waktu, langsung tekan Enter. Nanti bisa diubah setelah selesai proses instalasi.
15. Pilih American English, kemudian Enter.
16. Ketikkan nama hostname-nya, bebas kok. Kemudian pilih Continue.
17. Masukkan nama domain yang diinginkan, misal nesabamedia.com. Kemudian pilih Continue.
18. Masukkan password untuk root. Gunakan password yang mudah diingat saja. Kemudian pilih Continue.
19. Masukkan kembali password root, lalu pilih Continue.
20. Masukkan nama lengkap untuk pengguna baru anda, misal: zakaria juga tidak apa-apa, tidak harus nama lengkap. Pengguna ini merupakan pengguna biasa, berbeda dengan root yang bisa disebut sebagai administrator yang mempunyai hak dan akses yang lengkap. Jika sudah, pilih Continue.
21. Masukkan username, samakan dengan nama pengguna saja biar tidak bingung. Lalu pilih Continue.
22. Masukkan password untuk pengguna baru. Kalau saya biasanya saya buat sama dengan password root, biar tidak lupa. Selanjutnya pilih Continue.
23. Masukkan kembali passwordnya, kemudian pilih Continue.
24. Pemilihan zona waktu biarkan default dengan menekan Enter, nanti bisa diubah kok.
25. Pada tahap partisi harddisk, pilih Guided – use entire disk.
26. Pilih harddisk yang ingin dipartisi kemudian Enter.
27. Pembagian partisi yang standar dan sering digunakan, minimal terdapat partisi home, var dan tmp. Maka dari itu, pilih Separate /home, /var, and /tmp partitions.
27. Selanjutnya pilih Finish partitioning and write changes to disk.
28. Jika muncul tampilan seperti ini, silakan pilih Yes.
29. Pada langkah ini, pilih No.
30. Pilih No pada langkah ini.
31. Selanjutnya Pilih No lagi.
32. Disini saya ingin menginstall linux berbasis CLI (terminal) karena lebih ringan. Namun jika anda ingin menggunakan yang versi dekstop (GUI) silakan pilih Debian desktop environment dengan cara menekan tombol spasi. Setelah itu pilih Continue.
33. Pilih Yes untuk instalasi GRUP boot loader.
34. Pilih /dev/sda… (nama harddisk anda yang kurang lebih seperti gambar dibawah) kemudian tekan Enter.
35. Proses instalasi Linux Debian 10 sudah berhasil, terakhir pilih Continue.
36. Yey, berikut tampilan Linux Debian anda yang berbasis CLI.
Itulah langkah-langkah cara install Debian 10 di VirtualBox
Jika ingin melihat tutorial versi Video Click Disini
Tidak ada komentar
Posting Komentar